Makassar, 19 Januari 2017
Assalamualaikum, kali iniaku mau posting yang bermanfaat untuk kalian. Nah kali ini guve mau jabarkan tentang tokoh arsitek yang jadi idola guve banget. Semoga bias sih kayak dia atau mngkin lebih gila dari dia haha idenya maksudnya bukan orangnya haha
Oke nah aku mau jabarkan tentang Zaha Hadid. Kenal Zaha Hadid? awalnyaaku juga nggak tau siapa dia. Tapi semenjak aku kuliah di Jurusan Arsitektur, guve langsung ngefans semenjak pandangan pertama haha
Dunia Arsitektur identik dengan
dunia para pria. Karena tuntutan pekerjaan yang berhubungan dengan
konstruksi, maka seorang Arsitek yang sukses biasanya adalah seorang yang berkarakter
‘kuat’, kreatif, idealis, dan supel.
Faktanya, dari 100% arsitek di dunia
ini hanya 15% jumlah Arsitek wanita berlisensi, dan hanya 1% dari
mereka yang menjadi seorang Prinsipal di dalam sebuah Konsultan
Arsitektur. Sampai saat ini baru seorang arsitek wanita yang
karya-karyanya begitu khas, dominan, dan telah memenangkan berbagai
sayembara internasional dan dipercaya oleh klien dari berbagai negara tangguh
di dunia.
Adalah ZAHA HADID, seorang wanita keturunan Iraq yang berbasis di
London, secara konsisten mendorong batas-batas arsitektur dan desain perkotaan, lahir di Baghdad tahun 1950 ketika modernism dikonotasikan
sebagai pemikiran glamour dan progresif di Timur Tengah. Dia adalah wanita pertama yang telah memenangkan banyak penghargaan
internasional di bidang arsitektur, yang tertinggi adalah Pritzker
Prize Award tahun 2004.
Pritzker Prize Award adalah setingkat Nobel di
bidang arsitektur. Diberikan oleh Hyatt Foundation kepada ”seorang arsitek
hidup yang bekerja membangun dengan menunjukkan kombinasi dari bakat, visi dan
komitmen, yang telah menghasilkan kontribusi yang konsisten dan signifikan
terhadap kemanusiaan dan lingkungan binaan melalui seni arsitektur”.
Hadid menetap di Inggris sejak 1971.
Perjalanan karier perempuan berusia 60 tahun ini di dunia arsitektur tidak bisa
dibilang mudah. Semua arsitek harus berjuang untuk dikenal. Tapi, perjuangannya
tampak lebih berat dibandingkan yang lain, terutama dalam dunia yang didominasi
oleh kaum lelaki.
Hadid mempelajari arsitektur di
Architectural Association sejak 1972 dan dianugerahi Diploma Prize pada 1977.
Ia kemudian menjadi mitra di Kantor Arsitektur Metropolitan London, mengajar
bersama rekan-rekannya, lantas memimpin studionya sendiri hingga 1987.
Karier Hadid mulai meroket ketika ia
menerima anugerah Pritzker Prize untuk arsitektur pada 2004, dan menjadi
perempuan pertama yang pernah memenangkannya. Kepribadiannya yang keras dan
sulit berkompromi membuat sejumlah kritikus menjulukinya 'Diva.'
Kekuatan karakter Hadid menjadi kutukan
sekaligus berkah baginya. Keteguhan pendiriannya membuat perempuan yang memilih
hidup melajang itu kehilangan sejumlah klien, termasuk peluang emas untuk
membangun Cardiff Bay Opera House yang spektakuler. Di sisi lain, hal itu
menjadi berkah ketika membantunya menyeleksi proyek-proyek dan klien yang
lemah.
Karyanya bereksperimen dengan konsep
ruang yang baru untuk mengintensifkan lanskap perkotaan yang ada, dalam
mengejar estetika visioner yang mencakup semua bidang desain, mulai dari skala
kota sampai produk, interior, dan furnitur. Latar belakangnya yang seorang ahli
matematika membuat dia berani mebuat desain-desain ekstrim yang sampai saat ini
kita sebut ” Arsitektur Dekonstruksi”.
Zaha Hadid dahulu terkenal dengan arsitek bangunan yang ‘tidak
mungkin dibangun‘ karena desainnya yang plastis, berani,
kontempror, organik, inovatif. menggunakan teknologi dengan material yang jauh
dari kata ‘biasa’ dengan
bentuk-bentuk melengkung dan kuat dalam struktur memanjangnya. Tetapi dengan keyakinan tinggi dan bantuan dari para ahli
struktur dan konstruksi di belakang beliau, maka karya-karyanya yang khas
dan fenomenal dapat dinikmati di banyak belahan dunia modern.