Senin, 13 Oktober 2014

Ketika Tasbih dan Salib di Genggaman Kita

"Tuhan memang satu, kita yang tak sama" sepenggal lagu dari marcel yang sangat menyakitkan dan menusuk di hati.
Jika tuhan satu, lantas kenapa kita harus berpisah karena perbedaan?
Jika agama kita berbeda nama tapi tuhan kita sama, lantas mengapa manusia malah membedakan nama?
Bukankah cinta itu kehendak tuhan juga kan?

Jika salib berada digenggamanmu dan tasbih berada digenggamanku, apa kita dilarang untuk saling mencintai?
Apa kita slah jika kita tetap berjuang demi cinta kita walaupun ada benteng yang jadi penghalang anatara kami?
Kami hanya sepasang kekasih yang saling memperjuangkan cinta kami
Tapi kenapa kami selalu dianggap bodoh, tolol, bahkan seperti sampah?

Perbedaan seharusnya tidak dikptak-kotakkan seperti ini.
Perbedaan seharusnya jadi pelengkap.
Cinta bisa hadir kapan saja, dimana saja bahkan sama siapa saja tidak terkecuali dua insan yang berbeda keyakinan.

Jika agama mengajarkan kita kebaikan, lantas mengapa agama mengharuskan perpisahan? Sedangkan pada dirimu kulihat kebaikan?

Kita bagaikan Israel dan Palesrina.
Bagaikan malam dan siang.
Bagaikan air dan minya.
Tidak akan bisa bersatu. Tidak akan pernah bisa bersatu.
Tetapi setidaknya kita pernah berjuang atas nama cinta meskipun pada akhirnya kita kalah oleh agama.
Tuhan punya rencana lain untuk kita. Tuhan akan mempertemukan kita kelak jika memang itu takdir kita.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar